PARADIGMA MERDEKA BELAJAR UNTUK KEBAHAGIAAN
Mengajar dengan nuansa yang nyaman akan lebih menyenangkan bagi guru maupun peserta didik

By Dina Martha Tiraswati 01 Feb 2022, 06:50:32 WIB Pendidikan
PARADIGMA MERDEKA  BELAJAR  UNTUK  KEBAHAGIAAN

Pendidikan merupakan alat untuk mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan bagi seluruh umat manusia, pendidikan yang berkualitas akan mencerminkan masyarakat yang maju, damai dan mengarah kepada sifat-sifat yang konstruktif. Melalui program “Merdeka Belajar”  akan menciptakan suasana belajar yang bahagia tanpa dibebani dengan pencapaian skor atau nilai tertentu. Merdeka belajar bertujuan agar para guru, peserta didik, serta orang tua bisa mendapat suasana yang bahagia saat belajar, dengan menciptakan suasana-suasana yang membahagiakan.

Tokoh Pendidikan Ki Hajar Dewantara mengatakan : “Pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.”

Dengan demikian pembelajaran yang menyenangkan akan menggairahkan peserta didik dan membuat mereka ingin mempelajari dunia dan seisinya. Keinginan mempelajari dunia akan menimbulkan pertanyaan serta gagasan. Pertanyaan dan gagasan tersebut akan berkembang menjadi ilmu pengetahuan jika dapat dibuktikan, hingga pada akhirnya dapat diyakini kebenarannya.

Langkah-langkah merdeka belajar untuk kebahagian peserta didik, sebagai berikut :

  1. Memahami sifat yang dimiliki peserta didik : Pada dasarnya anak memiliki sifat: rasa ingin tahu dan berimajinasi, kedua sifat tersebut merupakan modal dasar bagi berkembangnya sikap atau berpikir kritis dan kreatif.
  1. Mengenal peserta didik secara perorangan : Peserta didik berasal dari lingkungan keluarga yang bervariasi dan memiliki kemampuan yang berbeda, perbedaan individual perlu diperhatikan dan harus tercermin dalam kegiatan pembelajaran.
  1. Memanfaatkan perilaku peserta didik dalam pengorganisasian belajar : Sebagai makhluk sosial, sejatinya seorang anak sejak kecil secara alami bermain berpasangan atau berkelompok dalam bermain. Perilaku ini dapat dimanfaatkan dalam pengorganisasian belajar. Dalam melakukan tugas atau membahas sesuatu, peserta didik dapat bekerja berpasangan atau dalam kelompok.
  1. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah : Pada dasarnya hidup ini adalah memecahkan masalah. Hal ini memerlukan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Kritis untuk menganalisis masalah; dan kreatif untuk melahirkan alternatif pemecahan masalah. Semuanya berasal dari rasa ingin tahu dan imajinasi yang ada sejak lahir, oleh karena itu tugas guru adalah mengembangkannya.
  1. Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik : Ruang kelas yang menarik merupakan hal yang sangat disarankan dalam merdeka belajar. Hasil pekerjaan peserta didik sebaiknya dipajangkan untuk memenuhi ruang kelas seperti itu. Selain itu, diharapkan memotivasi peserta didik untuk bekerja lebih baik dan menimbulkan inspirasi bagi yang lainnya.
  1. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar : Lingkungan (fisik, sosial, atau budaya) merupakan sumber yang sangat kaya untuk bahan belajar peserta didik karena lingkungan dapat berperan sebagai media belajar, tetapi juga sebagai objek kajian (sumber belajar).
  1. Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar : Mutu hasil belajar akan meningkat bila terjadi interaksi dalam belajar. Pemberian umpan balik dari guru kepada peserta didik merupakan salah satu bentuk interaksi keduanya dan  hendaknya lebih mengungkap kekuatan daripada kelemahan peserta didik. 
  1. Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental : Aktifitas mental lebih diinginkan daripada aktifitas fisik. Seperti sering bertanya, mempertanyakan gagasan orang lain, dan mengungkapkan gagasan merupakan tanda-tanda aktifitas mental, oleh karena itu, guru hendaknya menghilangkan penyebab perasaan tidak takut: takut ditertawakan, takut disepelekan, atau takut dimarahi jika salah baik yang datang dari guru itu sendiri maupun dari temannya.

Strategi pembelajaran yang memerdekakan, menekankan pada penggunaan pengetahuan secara bermakna dan proses pembelajaran lebih banyak diarahkan untuk mendengarkan pertanyaan atau pandangan siswa. Aktivitas belajar lebih menekankan pada keterampilan berpikir kritis, analisis, membandingkan, generalisasi, memprediksi, dan menyusun hipotesis.

Mengajar dengan nuansa yang nyaman akan lebih menyenangkan bagi guru maupun peserta didik. Pembelajaran akan lebih nyaman, jika peserta didk dapat berdiskusi lebih dengan gurunya serta dapat belajar di luar kelas, dan tidak hanya mendengarkan penjelasan dari guru, tetapi lebih membentuk karakter peserta didik yang berani, mandiri, cerdik dalam bergaul, sopan, berkompetensi, dan tidak hanya mengandalkan sistem ranking karena setiap peserta didik memiliki bakat dan kecerdasan yang berbeda. Nantinya, akan terbentuk para peserta didik  yang siap kerja dan berkompeten, serta berbudi luhur di lingkungan masyarakat.

Dengan demikian, guru dapat menciptakan  iklim  belajar  menyenangkan,  suasana  bahagia  bagi  peserta didik  maupun  guru. Semangat merdeka  belajar  di  sekolah  adalah  peserta didik  belajar  dan  guru  mengajar tanpa  merasa  terbelenggu.

****

*dari berbagai sumber




Video Terkait:


Write a Facebook Comment

Komentar dari Facebook

Write a comment

Ada 1 Komentar untuk Berita Ini

View all comments

Write a comment